“Kriiiiinggg…!
Kriiiinggg…!”
Terdengar suara
jam alarm Adi berbunyi keras, Adi pun bangun dan bergegas mengambil air wudhu
untuk sholat.
Adi adalah anak
laki-laki tunggal di keluarganya, selama delapan tahun Adi hidup sederhana bersama
Bapak dan Ibunya. Dia termasuk anak yang rajin beribadah, tekun belajar, dan
berbakti kepada orangtua. Dia juga sering menolong teman sekolahnya yang
mengalami kesulitan dalam belajarnya.
“Tok…! Tok…!
Tok…!” suara pintu yang diketok ibu Adi.
“Di, udah mandi
belum? Ni sudah jam setengah tujuh, sarapanya udah ibu siapin,” ucap ibu Adi .
“Iya
bu…sebentar lagi…,” jawab Adi sambil tergesa-gesa memakai seragam sekolah.
Setelah sarapan
Adi pun berangkat, seperti biasanya sebelum berangkat Adi bersalaman dengan
bapak dan ibunya dulu.
“Adi berangkat
dulu bu…,” pamit Adi pada ibu.
“Hati-hati Adi,”
jawab ibu sambil mencium kening Adi.
Sekolah Adi
tidak jauh dari rumahnya, hanya berjalan kaki sepuluh menit saja sudah sampai.
Biasanya dia berangkat bersama Budi tetangganya. Tapi beberapa hari ini, budi
terlihat sering terlambat masuk sekolah, dia juga sering ketiduran di kelas.
“Teeet…!
Teeet…!” bunyi bel sekolah tanda masuk kelas. Setelah Adi masuk Budi teman
sebangkunya belum ada. Tak lama kemudian pak guru datang.
“Selamat pagi
anak-anak…,” sapa pak guru sambil tersenyum.
“Hari ini kita
akan belajar tentang disiplin tepat waktu, hayo, siapa yang hari ini shalat
subuh tepat waktu…? Ucap pak guru sambil menanya pada anak-anak.
Adi pun
langsung berdiri dan menjawab
“Saya pak..!”
“Kamu bangun
jam berapa Adi…?” Tanya pak guru.
“Jam setengah
lima pak, setelah itu saya mengaji sebentar, mandi, sarapan, terus berangkat
sekolah,” jawab Adi sambil menceritakan kegiatan rutinya setiap pagi.
“Wah…bagus Adi,”
sapa pak guru sambil memuji Adi.
Tak lama
kemudian Budi baru masuk kelas. “Hu…hu…hu…,” terdengar nafas Budi yang
ngos-ngosan.
“Maaf pak saya
terlambat,” ucap Budi sambil meminta ijin masuk kelas.
“Iya Budi silahkan
masuk, besok jangan terlambat lagi ya..!” ucap pak guru sambil menasihati. Budi
pun segera duduk di sebelah Adi, teman sebangkunya.
Waktu sudah
menunjukan jam sebelas. “Teet…! Teet…! Teet…!” bunyi bel tiga kali, waktunya
pulang. Adi pun pulang bersama Budi, sambil berjalan Adi bertanya-tanya pada Budi.
***
“Bud, aku boleh nanya sama kamu? Ucap Adi sambil
tersenyum.
“Boleh Di, mau
nanya apa?” Jawab Budi sambil tersenyum.
“Akhir-akhir
ini kok kamu sering telat berangkat sekolah, kamu juga sering ketiduran waktu pelajaran,” Tanya Adi panjang
lebar. Budi terdiam sejenak, dan dengan wajah agak malu dia pun menceritakan
semua pada Adi.
“Begini Di
ceritanya,” ucap Adi dengan wajah yang serius.
“Kemarin pamanku
datang dari Sumatera, aku dibelikan mainan Playstation, aku seneng banget Di,
hampir setiap hari aku bermain playstation, kadang sampai tengah malam, jadi
saya sering bangun kesiangan” cerita Budi sambil tersenyum malu.
“Ouw begitu
ceritanya, berarti kamu tidak shalat subuh Bud?” tanggap Adi dengan senyum pada
Budi.
“Ya sudah,
besok ketemu lagi ya Bud, jangan terlambat lagi ya…! Ucap Adi sambil pamit
pulang karena sudah mau nyampe rumah.
***
Tak lama
kemudian. “Tok…! tok…! tok…!” Suara pintu berbunyi.
Karena Ibu Adi tidak dirumah, jadi Adi yang membuka pintu. Adi pun terkejut.
Karena Ibu Adi tidak dirumah, jadi Adi yang membuka pintu. Adi pun terkejut.
“Hai Adi…boleh aku main ke rumahmu…?” Tanya Budi
sambil tersenyum pada Adi.
Adi pun
langsung menjawab dengan senang hati
“Boleh Bud, yuk
masuk,” jawab Adi dengan wajah yang gembira. Adi pun mengajak Budi bermain di
kamarnya. Seampai di kamar, Budi terlihat bengong, karena melihat kamar Adi
yang penuh dengan buku bacaan dan tak ada mainan game playstation seperti yang
ku punya dirumah.
“Kenapa Bud…
kok bengong?” Tanya Adi pada Budi.
“Nggak apa-apa
Di” jawab Budi sambil tengak-tengok. Budi heran melihat kamar Adi yang seperti
perpustakaan sekolah. Dan Budi melihat satu kertas besar yang ditempel dipintu.
Melihat budi bengong, Adi menceritakan
isi kamarnya.
Setelah cerita
panjang lebar Adi menunjukan rahasia Adi yang selama ini bisa mengatur waktunya
sehari-hari.
“Selain rajin
belajar, ini Bud rahasiaku” ucap Adi sambil menunjukan jadwal Shalat lima
waktu.
“Aku menamainya
jadwal ajaib, karena kalau kita shalat lima waktunya rajin tepat waktu kegiatan
yang lainya pasti akan teratur,” tutur Adi sambil menjelaskan. Adi menunjukan satu benda lagi yang setia
membangunkanya kapanpun yang Adi inginkan.
“Ini Bud, aku
punya jam alarm hadiah ulang tahunku kemarin dari Ibu,” Adi bercerita setiap
pagi bangun subuh setelah mendengar jam alarm berbunyi.
“Ouw begitu ya
Di ceritanya…!” sambil mengangguk-angguk.
Karena waktu
sudah sore Budi pamit pulang pada Adi, dan sebelum budi pulang di bilang pada
Adi.
“Ouw ya Di, besok
aku merayakan ulang tahun yang ke Sembilan, datang ya kerumahku,” ajak Budi ke
ulang tahunya.
“Iya Bud, besok
aku datang ke rumahmu” Adi sambil ketawa.
***
Terlihat rame
di rumah Budi, banyak teman-teman sekolah yang sudah datang. setelah
tengak-tengok, akhirnya Adi melihat Budi, dan dia menyusulnya.
“Selamat ulang
tahun ya Bud” ucap Adi mengucapkan selamat.
“Iya Di, terima
kasih ya sudah datang” jawab Budi dengan wajah yang gembira.
Kemudian Adi mangasihkan
kado hadiah kepada Budi, melihat Budi sering terlambat sekolah dan ketiduran di
kelas saat pelajaran, Adi memberikan Jadwal Ajaib dan Jam Alarm agar Budi bisa
mengatur waktu Shalat dan belajarnya. Budi pun senang sekali temanya peduli
dengan dia. Dan Budi berjanji tidak akan menyia-nyiakan waktunya dengan bermain
playstation.
0 komentar:
Posting Komentar